Sejarah Pempek Palembang
Dikutip dari wikipedia
Pempek atau
Empek-empek adalah makanan khas dari kota Palembang yang terbuat dari ikan dan sagu. Sebenarnya sulit untuk mengatakan bahwa
pempek pusatnya adalah Palembang karena hampir di semua daerah di Sumatera Selatan memproduksinya.
Penyajian
pempek
ditemani oleh saus berwarna hitam kecoklat-coklatan yang disebut cuka
atau cuko (bahasa Palembang). Cuko dibuat dari air yang dididihkan,
kemudian ditambah gula merah, udang ebi dan cabe rawit tumbuk, bawang
putih, dan garam. Bagi masyarakat asli Palembang, cuko dari dulu dibuat
pedas
untuk menambah nafsu makan. Namun seiring masuknya pendatang dari luar
pulau Sumatera maka saat ini banyak ditemukan cuko dengan rasa manis
bagi yang tidak menyukai
pedas. Cuko dapat melindungi gigi dari karies (kerusakan lapisan email dan dentin). Karena dalam satu liter larutan kuah
pempek
biasanya terdapat 9-13 ppm fluor. Satu pelengkap dalam menyantap
makanan berasa khas ini adalah irisan dadu timun segar dan mie kuning.
Jenis
pempek yang terkenal adalah “
pempek kapal selam”, yaitu telur
ayam yang dibungkus dengan adonan
pempek dan digoreng dalam minyak panas. Ada juga yang lain seperti
pempek lenjer,
pempek bulat (atau terkenal dengan nama “adaan”),
pempek kulit ikan,
pempek pistel (isinya irisan pepaya muda rebus yang sudah dibumbui),
pempek telur kecil, dan
pempek keriting.
Pempek bisa
ditemukan dengan sangat mudah di seantero Kota Palembang. Pempek dijual
dimana-mana di Palembang, ada yang menjual di restoran, ada yang
dipinggir jalan, dan juga ada yang dipikul. Disemua kantin
sekolah/tempat kerja/kampus pasti ada yang menjual pempek. Tahun
1980-an, penjual pempek biasa memikul 1 keranjang pempek penuh sambil
berkeliling Kota Palembang jalan kaki menjajakan makanannya. Pempek
sekarang ada dua jenis yaitu Pempek biasa dan Parempek, campuran antara
Pare dan Pempek.
Menurut sejarahnya, pempek telah ada di Palembang sejak masuknya
perantau Cina ke Palembang, yaitu di sekitar abad ke-16, saat Sultan
Mahmud Badaruddin II berkuasa di kesultanan Palembang-Darussalam. Nama
empek-empek atau pempek diyakini berasal dari sebutan “apek”, yaitu
sebutan untuk lelaki tua keturunan Cina.
Berdasarkan cerita rakyat, sekitar tahun 1617 seorang apek berusia 65
tahun yang tinggal di daerah Perakitan (tepian Sungai Musi) merasa
prihatin menyaksikan tangkapan ikan yang berlimpah di Sungai Musi yang
belum seluruhnya dimanfaatkan dengan baik, hanya sebatas digoreng dan
dipindang. Ia kemudian mencoba alternatif pengolahan lain. Ia mencampur
daging ikan giling dengan tepung tapioka, sehingga dihasilkan makanan
baru. Makanan baru tersebut dijajakan oleh para apek dengan bersepeda
keliling kota. Oleh karena penjualnya dipanggil dengan sebutan “pek …
apek”, maka makanan tersebut akhirnya dikenal sebagai empek-empek atau
pempek.
Namun cerita rakyat ini patut ditelaah lebih lanjut karena singkong
baru diperkenalkan bangsa Portugis ke Indonesia pada abad 16.
Selain itu velocipede (sepeda) baru dikenal di Perancis dan Jerman pada
abad 18. Selain itu Sultan Mahmud Badaruddin baru lahir tahun 1767. Juga
singkong sebagai bahan baku sagu baru dikenal pada zaman penjajahan
Portugis dan baru dibudidayakan secara komersial tahun 1810. Walaupun
begitu sangat mungkin pempek merupakan adaptasi dari makanan Cina
seperti baso ikan, kekian ataupun ngohyang.
Pada awalnya pempek dibuat dari ikan belida. Namun, dengan semakin
langka dan mahalnya harga ikan belida, ikan tersebut diganti dengan ikan
gabus yang harganya lebih murah, tetapi dengan rasa yang tetap
gurih. Pada perkembangan selanjutnya, digunakan juga jenis ikan sungai
lainnya, misalnya ikan putak, toman, dan bujuk. Dipakai juga jenis ikan
laut seperti Tenggiri, Kakap Merah, parang-parang, ekor kuning, dan ikan
sebelah. Juga sudah ada yang menggunakan ikan dencis, ikan lele serta
ikan tuna putih.Satu adonan aneka rupa
Dari satu adonan pempek, ada banyak makanan yang bisa dihasilkan,
bergantung baik pada komposisi maupun proses pengolahan akhir dan pola
penyajian. Di antaranya adalah Laksan, Tekwan, Model,dan Celimpungan.
Laksan dan celimpungan disajikan dalam kuah yang mengandung
santan; sedangkan model dan tekwan disajikan dalam kuah yang mengandung
kuping gajah, kepala udang, bengkuang, serta ditaburi irisan daun
bawang, seledri, dan bawang
goreng
dan bumbu lainnya. Varian baru juga sudah mulai dibuat orang, misalnya
saja kreasi Pempek Susan di Jelambar yang membuat pempek keju,pempek
baso sapi, pempek sosis serta pempek lenggang keju yang dipanggang di
wajan anti lengket.