Semester IV
MUATAN LOKAL
DISUSUN OLEH : EPRILIA EKA PUTRI
KELAS : XI IPA3
TAHUN AJARAN 2013-2014
Songket
dan Sejarahnya
Apa Itu Songket?
Songket adalah sebutan untuk kain tenun
yang dibuat dengan teknik menambah benang pakan sebagai hiasan, yaitu dengan
menyisipkan benang emas, perak atau warna di atas benang lungsin. Songket
merupakan kerajinan tradisional khas masyarakat di hampir seluruh penjuru
Sumatera, mulai dari Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, hingga Riau.
Pengrajin songket kebanyakan Wanita.
Untuk songket Palembang, pembuatannya
dilakukan dengan dua tahap, yaitu pertama menenun kain dasar dengan konstruksi
tenunan rata atau polos dan tahap selanjutnya menenun bagian ragam hias yang
merupakan bagian tambahan dari benang pakan. Orang Eropa dan Amerika menyebut
cara menenun ini sebagai inlay weaving system.
Motif Hias Songket
Motif Hias songket biasanya berbentuk
geometris atau mengambil bentuk flora dan fauna, yang masing-masing mempuyai
arti perlambangan yang baik. Misalnya, bunga cengkih, bunga tanjung, bunga
melati dan bunga mawar yang melambangkan kesucian, keanggunan, rezeki dan
segala kebaikan.
Motif-motif itu antara lain lepus, jando beraes, bungan
inten, tretes midar, pulir biru, kembang suku hijau, bungo cino dan bunga
pacik.
Dulu, Hanya Untuk Bangsawan
Dari segi sejarah, songket dulu hanya untuk
dipakai oleh golongan bangsawan. Makin halus tenunan, makin rumit corak
songketnya dan makin berat songketnya (menandakan bahwa songket tersebut dibuat
dari benang emas asli) berarti makin tinggi pangkat dan kedudukan orang yang
mengenakannya.
Sejaran dari mana datangnya kain songket
sebetulnya tidak dapat dipastikan dengan tepat. Namun, asal-usul kata songket
boleh dibilang berasal dari kata “menyungkit” dalam bahasa Siam.
Akulturasi Dengan Budaya Cina
Berdasarkan kajian sejarah, motif kain
songket Palembang dikenal pertama kali melalui penemuan arca di Candi Bumiayu,
Muara Enim, Sumatera Selatan. Temuan itu diperkirakan berasal dari abad ke-11
hinggga ke-12.
Ketika ditemukan, ada dua macam motif kain
songket yang digunakan di arca tersebut. Hasil tinjauan sejarah juga
menunjukkan bahwa keberadaan kain songket ini terpengaruh oleh kebudayaan
bangsa Cina. Kajian tersebut diperkuat melalui keberadaan warna dan motif
songket yang ada kemiripannya dengan kain-kain dari Cina.
Paten Untuk 25 Motif Songket
Demi mendapatkan perlindungan sekaligus menghargai kreativitas dan warisan
budaya, pemerintah Kota Palembang mendaftarkan 25 motif kain songket ke Direktorat
Jendral Hak Kekayaan Intelektual Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Motif-motif itu antara lain : nago besaung, lepus bintang berakit, tigo
negeri betabur intanm, tigo negeri cantik manis dan limar cempuk. Selain
itu, ternyata masih ada sekitar 100 motif songket tradisional lagi yang masih
harus terus didata dan didaftar.
Cara Menyimpan Songket
Karena terbuat dari jalinan benang-benang
yang disungkit, songket sebaiknya disimpan tidak dengan cara dilipat, melainkan
digulung dan diletakkan di atas permukaan yang datar. Begitu juga dengan busana
songket. Gantungkan pada gantungan baju dan jangan dilipat. *
Sumber : Femina Edisi 19 (15-21 Mei 2010)
Mengapa kali ini sayah mengangkat songket menjadi bahan
tulisanku, karena setahun kemaren sewaktu diadakan Manado Expo, ada salah satu
peserta dari Palembang dan yang mereka tampilkan adalah kerajinan Songket.
Tertarik banget untuk beli, sayah tanya berapa harganya jreeeng ampir pingsan
dah dengernya karena harganya sejutaan per 1 meter sedih pisan gag bisa beli, usut punya
usut ternyata yang membuat mahal ya itu dibuat manual dengan benang-benang yang
disebutkan di atas.
Dan ternyata kain songket juga digunakan untuk acara lamaran.
Jadi kalo dikasih kain songket katanya itu tandanya mo dilamar.
Kain songket ini udah masuk daftar list untuk dibeli, entah
kapan bisa belinya kudu siapin budget lebih. Insya Allah
bisa..Ato ada yang maw ikhlas kasih songket ke sayah??heheheh
Mari kita terus lestarikan budaya bangsa kita..
Jayalah terus Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar